Senin, 05 Agustus 2019

Bahan Baku Cincau Hitam


     Cincau hitam di buat berbahan baku daun janggelan. Daun janggelan sendiri umum dijual di pasar-pasar dalam bentuk telah jadi. Tanaman janggelan barangkali masih asing di telinga orang-orang. Tetapi, bila menyebutkan nama cincau hitam, barangkali nyaris seluruhnya lingkungan mengetahui makanan ini. Daun janggelan adalah bahan pokok yang dipakai untuk menghasilkan cincau hitam. Cincau hitam (Mesona palustris BL) terhitung dalam famili Labiate. Awalannya tanaman cincau datang dari Asia serta menebar ke India, Birma, Indocina, Philipina hingga Indonesia. Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik di daerah yang mempunyai ketinggian 75-2300 m diatas permukaan laut. Ciri-cirinya, berbatang kecil serta ramping, pada ujung batang tumbuh batang-batang kecil, ada yang tumbuh menjalar ke tanah serta ada juga yang tegak. Mempunyai bentuk daun yang lonjong, berbuntut runcing. Bentuk bunga serupa dengan kembang kemangi berwarna merah muda atau mungkin putih keunguan. 




      Dari daun serta batang inilah membuahkan gelatin hijau kehitaman. Oleh karenanya di kenal dengan nama cincau hitam. Pembudidayaan tanaman ini amat gampang lantaran tak membutuhkan pemeliharaan dengan cara spesial. Lantaran sesudah berusia tiga sampai empat bln. tanaman dapat dikerjakan pemanenan pertama dengan jalan memotong beberapa tanaman memakai sabit hingga sisi yang tertinggal bisa tumbuh kembali. Tanaman Janggelan yang sudah dipanen setelah itu dikeringkan dengan jalan menghamparkannya diatas permukaan tanah, hingga warnanya beralih dari hijau jadi coklat tua. Tanaman cincau yang sudah kering ini adalah bahan baku utama pembuatan cincau hitam. 


      Sesungguhnya, cincau tidaklah nama tumbuh-tumbuhan, tetapi arti popular untuk menyebutkan gel sama agar-agar, yang didapat dari hasil perendaman serta peremasan daun (atau mungkin organ lain) tumbuhan spesifik di air. Kaum pakar pengetahuan tumbuhan menyebutkan, gel terbentuk lantaran daun tumbuhan itu memiliki kandungan sejenis karbohidrat yang dapat mengikat air. Kata ‘cincau’ sendiri datang dari dialek Hokkian, sienchau, atau mungkin xiancau dalam dialek Hanzi. Arti ini umum di lafalkan di lingkungan Tionghoa di Asia Tenggara, yang lalu diserap bhs Indonesia jadi ‘cincau’. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar