Cincau hijau berasal dari daun segar yang berasal dari
tanaman cincau hijau (Cyclea barbata), cincau perdu (Premma serratifolia) dan
cincau minyak (Stephnia hermandifolia) tanpa proses pemanasan, daun yang telah
dipetik dilakukan sortasi dan pencucian agar kotoran yang melekat pada daun
menghilang, selanjutnya daun diremas atau dirajang dan ditambahkan ke air
matang dingin dan kemudian disaring. Ekstrak dari saringan tersebut akan
mengental membentuk gel.
Cincau hitam berasal dari simplisia kering seluruh bagian
tanaman janggalan (Mesona palustris) yaitu daun, ranting, dan juga akar.
Tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik pada dataran menengah hingga dataran
tinggi. Proses pembuatannya dengan perebusan dan ditambah abu. Ekstrak yang
dihasilkan perlu ditambah pati tapioka agar terbentu gel
Tekstur dan Lama Penyimpanan
Gel pada cincau hitam memiliki kelebihan dibandingkan gel
cincau hijau. Pada tekstur gel cincau hijau yang dimiliki lebih lunak (lembek)
dan rapuh, sehingga tidak dapat dicetak, diiris, ataupun dipotong – potong.
Sedangkan gel pada cincau hitam lebih tegar dan kokoh, sehingga dapat dicetak,
diiris, ataupun dipotong – potong.
Dari segi waktu penyimpanan. Pada penyimpanan suhu kamar,
gel cincau hitam dapat bertahan hingga 4 hari sedangkan pada gel cincau hijau
hanya dapat bertahan selama 2 hari. Adanya kelebihan tersebut membuat produk
gel cincau hitam mempunyai ekonomi lebih tinggi. [4]
Senyawa Bioaktif dan Manfaatnya
Tanaman cincau hitam mengandung vitamin, mineral, dan serat
pangan yang cukup. Kandungan mineral yang dominan adalah fosfor dan kalsium,
sedangkan kandungan vitaminnya yang cukup tinggi terdapat pada pro vitamin A
sebagai karatoneid, vitamin B1, dan vitamin C. Selain itu, hasil penelitian
menunjukkan bahwa produk berbasis cincau hitam dapat menurunkan kadar gula
darah pada tikus diabetes, menurunkan kolesterol, trigliserida, dan low density
lipoprotein (LDL), serta menaikkan high density lipoprotein (HDL) darah pada
tikus [5].
Sedangkan pada cincau hijau mengandung mineral, vitamin, dan serat. Dari hasil
penelitian, kandungan zat aktif seperti polifenol, alkaloid, tannin, dapat
melindungi mukosa lambung dari kerusakan akibat peningkatan konsentrasi HCL
lambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar