Cincau (Hanzi: ไป่, pinyin: xiancao) adalah gel serupa
agar-agar yang diperoleh dari perendaman daun (atau organ lain) tumbuhan
tertentu dalam air. Gel terbentuk karena daun tumbuhan tersebut mengandung
karbohidrat yang mampu mengikat molekul-molekul air.
Kata "cincau" sendiri berasal dari dialek Hokkian
sienchau (Hanzi: ไป่, pinyin: xiancao) yang lazim dilafalkan di kalangan
Tionghoa di Asia Tenggara. Cincau sendiri di bahasa asalnya sebenarnya adalah
nama tumbuhan (Mesona spp.) yang menjadi bahan pembuatan gel ini.
Cincau paling banyak digunakan sebagai komponen utama
minuman penyegar (misalnya dalam es cincau atau es campur). Dilaporkan juga
cincau memiliki efek penyejuk serta peluruh.
Tumbuhan penghasil cincau bermacam-macam.
Tumbuhan dari genus Mesona, terutama M. procumbens, M.
chinensis yang banyak diproduksi di Tiongkok bagian selatan serta Indocina,
atau M. palustris (dikenal dengan nama lokal Janggelan) yang banyak digunakan
di Indonesia, menghasilkan cincau hitam;
Cylea barbata Myers atau cincau hijau, menghasilkan cincau
berwarna hijau dan agak lebih padat konsistensinya
Melasthoma polyanthum atau cincau perdu.
"Buah" (secara botani bukan buah, tetapi syconia)
Ficus pumila (fikus rambat) di Tiongkok juga digunakan sebagai bahan jenis
cincau lain yang disebut "pai-liang-fen"dan diperdagangkan sebagai
grass jelly (sama seperti cincau) atau ai-yu jelly.
Cincau hijau
Tumbuhan cincau hijau (C. barbata Myers.) merambat, daun
berwarna hijau pucat dengan rambut di atas permukaannya. Selain sebagai
penghasil cincau, ekstrak tumbuhan ini mengandung zat anti-protozoa,
tetrandine, suatu alkaloid, khususnya terhadap penyebab malaria Plasmodium
falciparum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar