Selasa, 20 Agustus 2019

Cincau si Kenyal Kaya Manfaat


Cincau yang kita kenal merupakan gelatin yang serupa dengan agar-agar yang diperoleh dari perendaman daun atau bagian lain tumbuhan tertentu dalam air. Gelatin cincau terbentuk karena daun tumbuhan tersebut mengandung karbohidrat yang mampu mengikat molekul-molekul air. Cincau paling banyak digunakan sebagai bahan utama minuman penyegar, seperti es cincau, es cappuccino cincau (capcin) atau es campur. Menurut laporan, cincau juga memiliki efek peluruh dan penyejuk.
Kata "cincau" sendiri berasal dari dialek Hokkian sienchau (Hanzi: ไป™่‰, pinyin: xiancao) yang lazim dilafalkan di kalangan Tionghoa di Asia Tenggara. Nama "cincau" sendiri sebenarnya adalah nama tumbuhan (Mesona sp.) yang menjadi bahan pembuatan gelatin ini. Nama lokal tumbuhan ini adalah Cincau (Indonesia); Camcao, Juju, Tarawulu, Kepleng (Jawa); Cao (Madura); Camcauh, dan Tahulu (Sunda). Tumbuhan cincau pada awalnya berasal dari negeri Tiongkok. Tumbuhan ini menyebar ke India, Birma, Indocina, Philipina hingga akhirnya sampai ke Indonesia.

Cara pengembangbiakan tumbuhan cincau dapat dilakukan dengan cara generatif yaitu dengan biji, bisa pula dengan cara vegetatif yaitu dengan stek batang maupun tunas akar. Kelemahan perkembangbiakan dengan biji adalah dibutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk memperoleh bibit. Sedangkan kelemahan cara vegetatif yaitu merusak batang, cabang, ranting atau akar tumbuhan. Kerusakan bagian-bagian tersebut bisa mempengaruhi produksi daun cincau. Warna cincau bermacam-macam dari hijau hingga hijau pekat, bahkan hitam, namun disertai dengan kesan transparan (tembus pandang) dan memiliki konsistensi yang berbeda-beda. Perbedaan ini terjadi karena tumbuhan yang digunakan sebagai bahan utama pembuatannya juga berbeda-beda. Ada 4 jenis cincau yang dikenal oleh masyarakat, yaitu cincau hijau, cincau hitam, cincau perdu, dan cincau minyak. Bentuk fisik keempat jenis tumbuhan tersebut sangat berbeda satu sama lain. Umumnya dari keempat jenis tumbuhan cincau tersebut, yang sering digunakan adalah cincau hijau dan cincau hitam. Sementara yang paling digemari oleh masyarakat adalah cincau hijau. Hal ini disebabkan daun cincau hijau bersifat tipis dan lemas sehingga lebih mudah diremas untuk dijadikan gelatin atau agar-agar.
 Cincau Hitam, Berasal dari genus Mesona, terutama M. procumbens dan M. chinensis yang banyak diproduksi di Tiongkok bagian selatan dan Indocina, atau M. Palustris yang di Indonesia lebih dikenal dengan nama lokal Janggelan. Janggelan dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki ketinggian 75 – 2.300 mdpl. Ciri khas dari janggelan yaitu berbatang kecil dan ramping, ada yang batangnya tumbuh menjalar ke tanah dan ada pula yang tumbuh tegak. Daun janggelan berbentuk lonjong dan berujung runcing. Bunga janggelan sangat mirip dengan daun kemangi yang memiliki warna merah muda atau putih keunguan. Daun dan batang dari janggelan inilah yang menghasilkan getah hijau kehitaman. Dengan adanya getah hijau kehitaman ini, janggelan dikenal sebagai cincau hitam.

 Cincau Hijau (Cyclea barbata L. Miers atau Premna Serratifolia L.), menghasilkan cincau berwarna hijau dan agak lebih padat konsistensinya. Tumbuhan cincau hijau tumbuh merambat, ukuran lingkar batang yang kecil serta berkulit kasar dan memiliki duri. Batangnya mampu tumbuh mencapai belasan meter panjangnya serta daunnya berbentuk seperti perisai, hampir mirip daun sirih dengan permukaan daun dipenuhi oleh rambut. Bunganya berwarna kuning dengan buah yang keras berbentuk lonjong berwarna merah. Tumbuhan ini sering kali di temukan pada daerah yang terbuka di tepi hutan atau semak-semak belukar. Namun ada juga yang sengaja dipelihara serta merambat pada semak-semak atau merambat pada pagar tanaman. Tumbuhan ini pada umumnya tumbuh di daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 1.000 mdpl. Cincau Perdu (Melastoma polyanthum atau Premna oblongifolia L.) termasuk suku Lamiaceae. Daunnya berwarna hijau berbentuk bulat memanjang dengan ujung meruncing. Cincau dibuat dari ekstrak daun yang dilayukan terlebih dahulu. Gelatin cincau yang dihasilkan berwarna hijau seperti halnya cincau hijau dari daun Cyclea barbata L. Miers. Cincau Minyak (Stephania hernandifolia) termasuk suku Menispermaceae. Daunnya berbentuk bulat telur hingga segitiga, berwarna hijau dengan ujung runcing. Cincau dari tumbuhan ini dihasilkan dari esktrak daun segarnya. Gelatin yang dihasilkan berwarna hijau dengan aroma yang spesifik. "Buah" cincau secara botani bukanlah buah, tetapi syconium(bunga periuk atau karangan bunga tertutup). Ficus pumila (ara yang tumbuh merambat) di Tiongkok juga digunakan sebagai bahan jenis cincau lain yang disebut "Bei Liang Fen" dan diperdagangkan sebagai grass jelly (sama seperti cincau) atau Ai Yu Jelly.

KANDUNGAN DAN KHASIAT CINCAU Menurut suatu penelitian, cincau sangat baik dikonsumsi oleh semua kalangan. Bahan ini sangat kaya akan mineral terutama kalsium dan fosfor. Cincau juga baik dikonsumsi bagi orang yang sedang menjalani diet karena cincau rendah kalori, namun tinggi serat. Dalam usus halus, serat akan menyerap dan mengikat asam empedu dan selanjutnya akan dikeluarkan dari tubuh bersama dengan tinja. Berkurangnya asam empedu akan menyebabkan hati mensintesis asam empedu lagi, sehingga kolesterol yang merupakan bahan dasar sintesis asam empedu tersebut jumlahnya akan berkurang, baik kolesterol dalam plasma darah maupun dalam jaringan. Nutrisi yang terkandung dalam 100 gram cincau diantaranya adalah 66 gram Air, 122 kkal Energi, 6 gram Protein, 1 gram Lemak, 26 gram Karbohirat, 100 mg Kalsium, 100 mg Fosfor, 3.3 mg Zat Besi, 10.750 SI Vitamin A, 80 mg Vitamin B1, 17 mg Vitamin C, dan 6.23% serat kasar.
 Selain sebagai penghasil cincau, ekstrak tumbuhan ini juga mengandung zat anti-protozoa, "alkaloid quenine", khususnya terhadap penyebab malaria Plasmodium falciparum. Komponen alkaloid yang terkandung pada cincau hijau lebih banyak daripada yang terdapat pada cincau hitam. Daun cincau hijau mengandung senyawa dimetil 1-curine dimetoidida yang bermanfaat untuk mengendurkan otot. Senyawa lain seperti isochondrodendrine dipercaya mampu mencegah sel tumor ganas. Cincau hijau juga mengandung alkaloid bisbenzilsokuinolin dan isotarandrine yang berkhasiat mencegah kanker pada ginjal, antiradang, dan menurunkan tekanan darah tinggi. Dalam penelitian, selain mengandung terandrine dan dimetil terandrine, daun cincau juga mengandung, alkaloid cycleine, alkaloid quenine, cardioplegycum, polyphenol, saponin, dan flavonoida. Daun cincau mengandung chlorophyle, zat yang memberi warna hijau pada daun, yang berfungsi sebagai zat antioksidan, antiperadangan, dan antikanker. Dengan rasa agak manis, cincau hijau juga berkhasiat sebagai anti demam dan anti racun.
Ekstrak daun cincau, terutama cincau hijau ternyata mampu secara mengagumkan membunuh sel kanker darah (leukemia) sebesar 55 - 90 %. Sementara kemampuan cincau membunuh sel kanker lain (kanker mulut rahim, paru-paru, dan payudara) sekitar 60%. Hal ini menunjukkan cincau hijau mengandung komponen bioaktif pembunuh sel kanker. Selain itu, ternyata cincau hijau juga mampu menyingkirkan senyawa-senyawa berbahaya pemicu kanker dan membersihkan zat karsinogen dalam pencernaan yang menyebabkan kanker.
 Khasiat cincau yang lainnya diantaranya adalah mengatasi panas dalam yang biasanya berkaitan dengan inflamasi atau peradangan, mengobati vertigo, meredakan sakit perut (mual), sembelit, perut kembung, diare, gangguan pencernaan, mengurangi kolesterol, mencegah penyakit seperti diabetes mellitus, jantung dan stroke. Dengan mengonsumsi cincau secara rutin dapat mengobati sakit maag yang sudah kronis. Penggunaan cincau sebagai obat, sebaiknya menggunakan ramuan cincau yang masih segar dan belum berubah menjadi gelatin atau agar-agar. Ini dimaksudkan agar ramuan mengembang di dalam perut, kemudian mengikat kelebihan lemak dan asam lambung di dalam perut sekaligus menutup luka atau pendarahan dalam lambung dan usus.
 PENGOLAHAN CINCAU SECARA UMUM DAN UNTUK PENGOBATAN Secara umum untuk membuat daun cincau menjadi minuman segar dengan bermacam khasiat caranya sangatlah mudah. Petiklah daun yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Kemudian daun-daun cincau tersebut dicuci bersih. Masukkan daun cincau tersebut dalam tempat penampungan (bisa menggunakan mangkok lebar) yang berisi air matang (tidak dingin dan tidak mendidih). Perbandingannya sekitar 1 liter air untuk 2 genggam daun cincau. Selanjutnya daun cincau diremas-remas sampai lumat. Setelah air mulai kental dan muncul gelatin, pindahkan ke tempat saringan (misalnya kain bersih yang steril). Tempatkan cairan kental yang keluar dari saringan dan biarkan beberapa lama sampai mengental dengan baik. Air yang sudah mengental akan membentuki gelatin atau agar-agar. Gelatin inilah yang kita kenal dengan cincau. Cara singkatnya adalah cuci bersih daun cincau yang dipetik dari tangkainya, rendam dalam air, remas-remas atau hancurkan, kemudian diamkan selama 24 jam (sampai terbentuk gelatin atau agar-agar).
Tujuan mendiamkan semalam adalah untuk memberi kesempatan pada karbohidrat untuk mengikat air sebanyak-banyaknya. Adapula cara lain yang menyertakan proses perebusan terlebih dahulu sebelum proses pendiaman.Terkadang ditambahkan pula soda kue sebagai pengawet, tergantung selera pembuatnya. Secara umum membuat ramuan obat dari daun cincau adalah dengan mengambil kira-kira 15 lembar daun cincau yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, kemudian cuci bersih. Remas dan peras dengan air bersih yang sudah matang sebanyak 1¾ gelas sampai mengental. Selanjutnya diminum langsung sebelum berubah menjadi gelatin atau agar-agar. Minumlah secara rutin 2x sehari sampai kelihatan hasilnya (biasanya 5 -7 hari).
Cara membuat ramuan daun cincau untuk obat perut panas, tekanan darah tinggi, disentri, dan sariawan juga tidak terlalu sulit. Siapkan 20 helai daun cincau hijau lalu dicuci bersih, jeruk nipis, air 1 gelas, dan madu / gula. Remas-remas daun cincau lalu beri 1 gelas air minum dingin dan saring dengan kain. Tambahkan jeruk nipis sesuai selera. Biarkan di tempat dingin sampai menjadi gelatin atau agar-agar. Taruh di dalam gelas dan beri madu, atau sirup, atau gula aren cair yang sudah dimasak dengan pandan lalu diminum. Minumlah secara rutin 2x sehari sampai kelihatan hasilnya (biasanya 5 -7 hari). Untuk mengobati bisul, sediakan daun cincau hijau secukupnya dan cuci bersih. Kemudian lumatkan dan tempelkan ke bagian yang bernanah. Ini berkhasiat untuk mengeluarkan nanahnya. Untuk mengobati demam, ambil rimpang tanaman cincau lalu cuci bersih. Setelah diiris halus, rebus dengan air secukupnya. Minum ramuan tersebut setelah matang. Atau bisa juga rimpang tersebut diseduh dengan air panas secukupnya kemudian diminum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar