Cincau yang kita kenal merupakan gelatin yang serupa dengan
agar-agar yang diperoleh dari perendaman daun atau bagian lain tumbuhan
tertentu dalam air. Gelatin cincau terbentuk karena daun tumbuhan tersebut
mengandung karbohidrat yang mampu mengikat molekul-molekul air. Cincau paling
banyak digunakan sebagai bahan utama minuman penyegar, seperti es cincau, es
cappuccino cincau (capcin) atau es campur. Menurut laporan, cincau juga
memiliki efek peluruh dan penyejuk.
Kata "cincau" sendiri berasal dari dialek Hokkian
sienchau (Hanzi: ไป่,
pinyin: xiancao) yang lazim dilafalkan di kalangan Tionghoa di Asia Tenggara.
Nama "cincau" sendiri sebenarnya adalah nama tumbuhan (Mesona sp.)
yang menjadi bahan pembuatan gelatin ini. Nama lokal tumbuhan ini adalah Cincau
(Indonesia); Camcao, Juju, Tarawulu, Kepleng (Jawa); Cao (Madura); Camcauh, dan
Tahulu (Sunda). Tumbuhan cincau pada awalnya berasal dari negeri Tiongkok.
Tumbuhan ini menyebar ke India, Birma, Indocina, Philipina hingga akhirnya sampai
ke Indonesia.
Cara pengembangbiakan tumbuhan cincau dapat dilakukan dengan
cara generatif yaitu dengan biji, bisa pula dengan cara vegetatif yaitu dengan
stek batang maupun tunas akar. Kelemahan perkembangbiakan dengan biji adalah
dibutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk memperoleh bibit. Sedangkan kelemahan
cara vegetatif yaitu merusak batang, cabang, ranting atau akar tumbuhan.
Kerusakan bagian-bagian tersebut bisa mempengaruhi produksi daun cincau. Warna
cincau bermacam-macam dari hijau hingga hijau pekat, bahkan hitam, namun
disertai dengan kesan transparan (tembus pandang) dan memiliki konsistensi yang
berbeda-beda. Perbedaan ini terjadi karena tumbuhan yang digunakan sebagai
bahan utama pembuatannya juga berbeda-beda. Ada 4 jenis cincau yang dikenal oleh
masyarakat, yaitu cincau hijau, cincau hitam, cincau perdu, dan cincau minyak.
Bentuk fisik keempat jenis tumbuhan tersebut sangat berbeda satu sama lain.
Umumnya dari keempat jenis tumbuhan cincau tersebut, yang sering digunakan
adalah cincau hijau dan cincau hitam. Sementara yang paling digemari oleh
masyarakat adalah cincau hijau. Hal ini disebabkan daun cincau hijau bersifat
tipis dan lemas sehingga lebih mudah diremas untuk dijadikan gelatin atau
agar-agar.
Cincau Hitam, Berasal
dari genus Mesona, terutama M. procumbens dan M. chinensis yang banyak
diproduksi di Tiongkok bagian selatan dan Indocina, atau M. Palustris yang di
Indonesia lebih dikenal dengan nama lokal Janggelan. Janggelan dapat tumbuh
dengan baik di daerah yang memiliki ketinggian 75 – 2.300 mdpl. Ciri khas dari
janggelan yaitu berbatang kecil dan ramping, ada yang batangnya tumbuh menjalar
ke tanah dan ada pula yang tumbuh tegak. Daun janggelan berbentuk lonjong dan
berujung runcing. Bunga janggelan sangat mirip dengan daun kemangi yang
memiliki warna merah muda atau putih keunguan. Daun dan batang dari janggelan
inilah yang menghasilkan getah hijau kehitaman. Dengan adanya getah hijau
kehitaman ini, janggelan dikenal sebagai cincau hitam.
Cincau Hijau (Cyclea
barbata L. Miers atau Premna Serratifolia L.), menghasilkan cincau berwarna
hijau dan agak lebih padat konsistensinya. Tumbuhan cincau hijau tumbuh
merambat, ukuran lingkar batang yang kecil serta berkulit kasar dan memiliki
duri. Batangnya mampu tumbuh mencapai belasan meter panjangnya serta daunnya
berbentuk seperti perisai, hampir mirip daun sirih dengan permukaan daun
dipenuhi oleh rambut. Bunganya berwarna kuning dengan buah yang keras berbentuk
lonjong berwarna merah. Tumbuhan ini sering kali di temukan pada daerah yang terbuka
di tepi hutan atau semak-semak belukar. Namun ada juga yang sengaja dipelihara
serta merambat pada semak-semak atau merambat pada pagar tanaman. Tumbuhan ini
pada umumnya tumbuh di daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 1.000 mdpl.
Cincau Perdu (Melastoma polyanthum atau Premna oblongifolia L.) termasuk suku
Lamiaceae. Daunnya berwarna hijau berbentuk bulat memanjang dengan ujung
meruncing. Cincau dibuat dari ekstrak daun yang dilayukan terlebih dahulu.
Gelatin cincau yang dihasilkan berwarna hijau seperti halnya cincau hijau dari
daun Cyclea barbata L. Miers. Cincau Minyak (Stephania hernandifolia) termasuk
suku Menispermaceae. Daunnya berbentuk bulat telur hingga segitiga, berwarna
hijau dengan ujung runcing. Cincau dari tumbuhan ini dihasilkan dari esktrak
daun segarnya. Gelatin yang dihasilkan berwarna hijau dengan aroma yang
spesifik. "Buah" cincau secara botani bukanlah buah, tetapi
syconium(bunga periuk atau karangan bunga tertutup). Ficus pumila (ara yang
tumbuh merambat) di Tiongkok juga digunakan sebagai bahan jenis cincau lain
yang disebut "Bei Liang Fen" dan diperdagangkan sebagai grass jelly
(sama seperti cincau) atau Ai Yu Jelly.
KANDUNGAN DAN KHASIAT CINCAU Menurut suatu penelitian,
cincau sangat baik dikonsumsi oleh semua kalangan. Bahan ini sangat kaya akan
mineral terutama kalsium dan fosfor. Cincau juga baik dikonsumsi bagi orang
yang sedang menjalani diet karena cincau rendah kalori, namun tinggi serat.
Dalam usus halus, serat akan menyerap dan mengikat asam empedu dan selanjutnya
akan dikeluarkan dari tubuh bersama dengan tinja. Berkurangnya asam empedu akan
menyebabkan hati mensintesis asam empedu lagi, sehingga kolesterol yang
merupakan bahan dasar sintesis asam empedu tersebut jumlahnya akan berkurang,
baik kolesterol dalam plasma darah maupun dalam jaringan. Nutrisi yang
terkandung dalam 100 gram cincau diantaranya adalah 66 gram Air, 122 kkal
Energi, 6 gram Protein, 1 gram Lemak, 26 gram Karbohirat, 100 mg Kalsium, 100
mg Fosfor, 3.3 mg Zat Besi, 10.750 SI Vitamin A, 80 mg Vitamin B1, 17 mg
Vitamin C, dan 6.23% serat kasar.
Selain sebagai
penghasil cincau, ekstrak tumbuhan ini juga mengandung zat anti-protozoa,
"alkaloid quenine", khususnya terhadap penyebab malaria Plasmodium
falciparum. Komponen alkaloid yang terkandung pada cincau hijau lebih banyak
daripada yang terdapat pada cincau hitam. Daun cincau hijau mengandung senyawa
dimetil 1-curine dimetoidida yang bermanfaat untuk mengendurkan otot. Senyawa
lain seperti isochondrodendrine dipercaya mampu mencegah sel tumor ganas.
Cincau hijau juga mengandung alkaloid bisbenzilsokuinolin dan isotarandrine
yang berkhasiat mencegah kanker pada ginjal, antiradang, dan menurunkan tekanan
darah tinggi. Dalam penelitian, selain mengandung terandrine dan dimetil
terandrine, daun cincau juga mengandung, alkaloid cycleine, alkaloid quenine,
cardioplegycum, polyphenol, saponin, dan flavonoida. Daun cincau mengandung
chlorophyle, zat yang memberi warna hijau pada daun, yang berfungsi sebagai zat
antioksidan, antiperadangan, dan antikanker. Dengan rasa agak manis, cincau
hijau juga berkhasiat sebagai anti demam dan anti racun.
Ekstrak daun cincau, terutama cincau hijau ternyata mampu
secara mengagumkan membunuh sel kanker darah (leukemia) sebesar 55 - 90 %.
Sementara kemampuan cincau membunuh sel kanker lain (kanker mulut rahim,
paru-paru, dan payudara) sekitar 60%. Hal ini menunjukkan cincau hijau
mengandung komponen bioaktif pembunuh sel kanker. Selain itu, ternyata cincau
hijau juga mampu menyingkirkan senyawa-senyawa berbahaya pemicu kanker dan
membersihkan zat karsinogen dalam pencernaan yang menyebabkan kanker.
Khasiat cincau yang
lainnya diantaranya adalah mengatasi panas dalam yang biasanya berkaitan dengan
inflamasi atau peradangan, mengobati vertigo, meredakan sakit perut (mual),
sembelit, perut kembung, diare, gangguan pencernaan, mengurangi kolesterol,
mencegah penyakit seperti diabetes mellitus, jantung dan stroke. Dengan
mengonsumsi cincau secara rutin dapat mengobati sakit maag yang sudah kronis.
Penggunaan cincau sebagai obat, sebaiknya menggunakan ramuan cincau yang masih
segar dan belum berubah menjadi gelatin atau agar-agar. Ini dimaksudkan agar
ramuan mengembang di dalam perut, kemudian mengikat kelebihan lemak dan asam
lambung di dalam perut sekaligus menutup luka atau pendarahan dalam lambung dan
usus.
PENGOLAHAN CINCAU
SECARA UMUM DAN UNTUK PENGOBATAN Secara umum untuk membuat daun cincau menjadi
minuman segar dengan bermacam khasiat caranya sangatlah mudah. Petiklah daun
yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Kemudian daun-daun cincau
tersebut dicuci bersih. Masukkan daun cincau tersebut dalam tempat penampungan
(bisa menggunakan mangkok lebar) yang berisi air matang (tidak dingin dan tidak
mendidih). Perbandingannya sekitar 1 liter air untuk 2 genggam daun cincau. Selanjutnya
daun cincau diremas-remas sampai lumat. Setelah air mulai kental dan muncul
gelatin, pindahkan ke tempat saringan (misalnya kain bersih yang steril).
Tempatkan cairan kental yang keluar dari saringan dan biarkan beberapa lama
sampai mengental dengan baik. Air yang sudah mengental akan membentuki gelatin
atau agar-agar. Gelatin inilah yang kita kenal dengan cincau. Cara singkatnya
adalah cuci bersih daun cincau yang dipetik dari tangkainya, rendam dalam air,
remas-remas atau hancurkan, kemudian diamkan selama 24 jam (sampai terbentuk
gelatin atau agar-agar).
Tujuan mendiamkan semalam adalah untuk memberi kesempatan
pada karbohidrat untuk mengikat air sebanyak-banyaknya. Adapula cara lain yang
menyertakan proses perebusan terlebih dahulu sebelum proses pendiaman.Terkadang
ditambahkan pula soda kue sebagai pengawet, tergantung selera pembuatnya.
Secara umum membuat ramuan obat dari daun cincau adalah dengan mengambil
kira-kira 15 lembar daun cincau yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda,
kemudian cuci bersih. Remas dan peras dengan air bersih yang sudah matang
sebanyak 1¾ gelas sampai mengental. Selanjutnya diminum langsung sebelum
berubah menjadi gelatin atau agar-agar. Minumlah secara rutin 2x sehari sampai
kelihatan hasilnya (biasanya 5 -7 hari).
Cara membuat ramuan daun cincau untuk obat perut panas,
tekanan darah tinggi, disentri, dan sariawan juga tidak terlalu sulit. Siapkan
20 helai daun cincau hijau lalu dicuci bersih, jeruk nipis, air 1 gelas, dan
madu / gula. Remas-remas daun cincau lalu beri 1 gelas air minum dingin dan
saring dengan kain. Tambahkan jeruk nipis sesuai selera. Biarkan di tempat
dingin sampai menjadi gelatin atau agar-agar. Taruh di dalam gelas dan beri
madu, atau sirup, atau gula aren cair yang sudah dimasak dengan pandan lalu
diminum. Minumlah secara rutin 2x sehari sampai kelihatan hasilnya (biasanya 5
-7 hari). Untuk mengobati bisul, sediakan daun cincau hijau secukupnya dan cuci
bersih. Kemudian lumatkan dan tempelkan ke bagian yang bernanah. Ini berkhasiat
untuk mengeluarkan nanahnya. Untuk mengobati demam, ambil rimpang tanaman
cincau lalu cuci bersih. Setelah diiris halus, rebus dengan air secukupnya.
Minum ramuan tersebut setelah matang. Atau bisa juga rimpang tersebut diseduh
dengan air panas secukupnya kemudian diminum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar